KRT Tjatur Njoto Hadinegoro, S.Sos,MM : Memahami Ajaran Persaudaraan di SH Terate

Kangmas KRT Tjatur Njoto Hadinegoro, S.Sos,MM sesepuh dan pengurus pusat SH Terate

PROBOLINGGO I shterate.or.id – Sudah sewajarnya kita menyampaikan penghormatan, penghargaan se tinggi – tingginya kepada para foundhing father’s, “Pendiri, Cikal Bakal” para pinisepuh atau leluhur SH Terate tercinta ini, yang melalui laku komtemplasinya telah menanamkan dan mewariskan dengan penuh cinta kasih nilai – nilai Persaudaraan sebagai azas utama interactions action atau hubungan pergaulan antar sedulur SH Terate.

Sebagai wujud penghargaan dan penghormatan kepada para pendahulu, Persaudaraan selayaknya kita ekspresikan secara tulus, lahir-batin dan tanpa memandang siapa aku dan siapa kamu, saling menyayangi, saling menghargai, saling menanamkan jiwa membangun, meninggalkan watak arogan/ojo dumeh, sing biso rumongso, ojo rumongso biso, saling bertanggung jawab dan saling menghormati kepada siapapun, kepada apapun yang ada di jagad pergaulan nyata pada setiap harinya.

Dengan menerapkan rasa Persaudaraan ini dimanapun kita berada, kemanapun kita pergi, Insyaallah kita akan diterima sebagai sedulur oleh kadang /saudara kita sesama warga SH Terate, sekalipun belum mengenalnya, tetapi begitu ketemu, bergetar hati ini, “Mas itu kayaknya kok saudarak, sedulurku tunggal banyuku”.

Tanpa basa basi sikap dan jiwa kita akan luluh senyawa ibaratnya sebagai saudara kandung sendiri, kita tidak akan merasa sendirian, tidak kesepian dan sekalipun dinegeri orang, itulah hebatnya Persaudaraan..!!. Tentunya kita semua pernah mengalami nuansa Persaudaraan semacam itu, sungguh sangat indah Persaudaraan ini…!!.Terutama di era sekarang ini, Kita dihadapkan dalam pergaulan yang sangat diwarnai nilai -nilai Individualistis, egocentric, paradox, profit, oriented, pragmatism, menghalalkan segala cara dan lain sebagainya.

Praktek kehidupan berwawasan liberal tersebut cenderung menenggelamkan nilai – nilai luhur luhur kepribadian bangsa kita yang antara lain, tepa slira/mawas diri, tolerans, saling asih asah asuh mulat salira hangroso wani/intropeksi secara mendalam bahkan menurut hemat saya, yang memprihatinkan tuntunan yang sangat indah itu sudah di posisi titik nadir/ambang batas toleransi.

Kita sebagai insan yang dididik untuk menjadi manusia yang berbudi luhur, sudah sewajarnya memiliki tanggung jawab moril untuk menyelamatkan nilai – nilai adiluhung/mulia tersebut. caranya bagaimana..?, Jawabannya adalah, “Tumbuh dan kembangkan nilai-nilai persaudaraan dimana kita berada dengan siapapun, kepada apapun dalam rangka ikut serta Memayu Hayuning Bawana “, agar kita bisa diterima oleh lingkungan kita dimanapun kita berada dengan segala kelebihan dan kekurangan yang kita miliki.

Sudah terbukti..!, SH Terate berkembang dan menjadi lembaga pelestari Pencak Silat terbesar di nusantara ini, bahkan di dunia. karena salah satunya dengan mengamalkan nilai – nilai Persaudaraan Paseduluran kepada siapapun. Secara sosiologis, adanya Perbedaan dalam suatu komunitas adalah suatu hal yang wajar, gesekan antar sedulur, perbedaan persepsi, kesalah pahaman sesuatu yang lumrah terjadi. itulah indahnya romantika pergaulan yang manifestasinya tidak lebih merupakan gerak dinamis dalam suatu proses interaksi belaka yang apabila dikelola dengan Asah, Asih dan Asuh, justru memperkuat persaudaraan serta akan mampu memacu pengembangan potensi diri, baik IQ (Kecerdasan Intelektual), EQ (Kecerdasan Emosional) maupun SQ (Kecerdasan Spiritual) masing – warga warga jangan kawatir apalagi takut dan jangan jadikan polemik setiap Perbedaan.


Perbedaan itu indah, Perbedaan idealnya, bukan untuk disengketakan apalagi di pertengkarkan, namun lebih dari itu justru perlu disinergikan. Yakin kalo kita menghayati Persaudaraan secara benar setiap kesalah pahaman dalam perbedaan tidak akan menimbulkan friksi/kesenjangan apalagi konflik justru pada akhirnya akan happy end dan penuh kasih sayang. Apalagi kalo Ke SHan tentang Mengenal Diri Sendiri sebaik – baiknya, serta Ilmu-Ilmu SH Yang Lain (Masih tersimpan di gudang perbendaharaan ngelmu) benar – benar dikuasai, didalami dan dihayati insyaallah berbagai persoalan hidup dan kehidupan akan terjawab dan teratasi.(HUM/ANG).