Berserah Diri Kepada Alloh SWT Merupakan Salah Satu Cara Agar Hati Kita Bersinar “BER-SH”

Foto : KRT Tjatur Njoto Hadinegoro, S.Sos, MM sesepuh dan pengurus pusat Persaudaraan Setia Hati Terate

PROBOLINGGO I shterate.or.id – Ilmu Setia Hati atau disebut Ilmu SH, sejatinya adalah ilmu tentang kehidupan. Karena Ilmu SH, merupakan ilmu tentang kehidupan, maka ilmu ini hanya bisa diperoleh dengan cara “laku” atau “lelaku”.

Tidak ada cara lain, Mengapa harus lelaku, karena jika hanya sekedar membaca dan mendengarkan pitutur, yang merespon hanya nalar kita, belum menyentuh rasa pangrasa kita. Oleh karenanya agar ajaran yang kita dapat mampu membuka nalar sekaligus menyentuh rasa pangrasa, maka ajaran itu musti diterapkan dan diaplikasikan, dengan demikian kita tidak sekedar “Weruh” tetapi juga “Ngerti”.

Semakin panjang sejarah seseorang menjadi Warga SH Terate, maka seharusnya semakin dalam ilmu SH yang dikuasainya. Hal ini bukan berarti bahwa Warga – warga baru PSHT tidak dapat menguasai Ilmu SH, namun tidak dapat dipungkiri bahwa llmu SH adalah ilmu yang tidak dapat diperoleh secara instan.

Berfirkir positif itu perlu dan penting, tetapi berfikir Positif saja tidak cukup. Disamping Berfikir Positif, kita juga harus bisa Berperasaan Positif. Thinking dan Feeling harus sejalan. Pada umumnya manusia sudah merasa baik dan hebat jika bisa berpikir positif terhadap apa yang menimpanya, terutama tetang hal-hal buruk.

Mereka sudah merasa menjadi manusia baik jika memiliki pikiran positif dalam dirinya, merasa sudah bisa mengambil hikmah atas setiap kejadian. Padahal sejatinya belum tentu. Berfikir positif sejatinya lebih mengandalkan pada logika/rasional sehingga sesuatu harus bisa dijelaskan sebab – akibatnya secara terang benderang. Padahal dalam hidup ini tidak semua bisa memperoleh penjelasan seterang atau sejelas yang kita inginkan. Sering kita merasa kok tiba-tiba ada orang baik, kok tiba-tiba ada orang jahat pada kita, tanpa kita tahu awal mulanya.

Oleh sebab itu disamping berfikir positif, Warga SH Terate juga harus mampu berperasaan positif (positive feeling). Dengan perasaan positif ini kita bisa merasakan hal-hal baik yang tidak bisa dirasakan orang lain. Kita bisa merasakan bahwa semua kejadian di sekitar kita ini tidak terjadi secara kebetulan. Kita juga bisa merasakan adanya campur tangan ‘sesuatu’ yang tidak bisa kita tangkap keberadaannya dengan pikiran melainkan dengan perasaan kita.

Positif Feeling itu hasil sebuah proses.
Tidak semua orang bisa memiliki positive feeling (Perasaan positif). Perasaan ini ini harus dilatih dengan sungguh-sungguh alias serius. Untuk memperoleh perasaan positif ini perlu ‘laku’, perlu pengalaman. Setiap warga SH Terate pasti sudah berpengalaman dalam hal ini, setidaknya saat latihan.

Dulu, kita pernah ‘ngemut’ permen bareng-bareng dari mulut ke mulut dan tidak merasa jijik setelah biasa. Kalau dipikir dengan pikiran positif saja maka itu tidak logis, tapi karena kita diajarkan berperasaan positif maka kita dapat merasakan bahwa hal itu sesuatu yang baik dan kita bisa menerimanya dengan ikhlas, dengan hati kita, Bukan dengan pikiran kita.

Gaya Tarik Menarik, Sesungguhnya dalam hidup kita sedang bekerja gaya tarik menarik (yang berbeda dengan gaya magnetik). Gaya tarik menarik disini adalah, jika kita berperasaan positif maka teman, guru, tetangga, pelatih, istri dan anak-anak kita juga akan berperasaan positif terhadap diri kita.

Positif akan didekati oleh yang positif juga.
Tidak akan mungkin yang negatif akan mendekat ke yang positif karena secara otomatis akan “tertolak”. Sekali lagi hal-hal negatif tidak akan mendekat ke hal-hal yang positif. Kebaikan tidak akan pernah berdamai dengan kejahatan dan sebaliknya.

Hati bersinar dalam SH Terate adalah simbol kebaikan, cinta kasih dan keiklasan.
Jantung hati bersinar itu akumulasi dari energi positif yang luar biasa. Karena itu akan terasa aneh jika ada Warga SH Terate yang memiliki jantung hati bersinar lebih merasa nyaman berkumpul dengan orang-orang “yang tidak beres”.

Ini bukan soal baik buruk atau benar salah.
Tapi ini soal keanehan, kok orang-orang SH Terate merasa lebih enjoy bergaul dengan mereka. Jika perasaan kita sensitif maka kita akan segera merasakan bahwa “perasaan positif” sedang tidak bekerja atau sedang tidak hadir dalam diri kita, dalam hati kita.

Karena itu kita patut waspada.
Siapa diri kita dapat dilihat dari dengan siapa kita bergaul. Oleh karena itu, jika seorang Warga SH Terate, baik laki-laki maupun perempuan yang belum menikah, jika menginginkan jodoh yang baik, maka tidak ada jalan lain perbaikilah kualitas hidup kita menjadi lebih positif.

Semakin positif pikiran, perasaan dan laku kita maka akan semakin berkualitas jodoh yang akan kita temukan. Yang tidak berkualitas “gak akan berani mendekat”. Inilah ini hukum gaya tarik menarik alam semesta. Dalam ajaran SH Terate dikenal ungkapan “Sopo Nandur Bakal Ngunduh”. Oleh karena itu Jantung Hati Bersinar merupakan akumulasi sumber energi positif yang luar biasa.

Kita harus dekat dengan Sumber Sinar.
Jantung hati bersinar itu merupakan refleksi dari pantulan sinar dari sumber sinar. Jadi jantung hati bersinar bukanlah sumber sinar itu sendiri, melainkan tempat dimana Sumber Sinar mengirimkan sinarnya. Siapa sumber sinar itu? Dialah Allah, SWT Tuhan Yang Maha Kuasa. Konsekwensinya, jika kita sudah dekat dengan sumber sinar, kita tidak perlu khawatir lagi tidak perlu merasa was-was. Dalam kalimat ekstrem kita tidak perlu hati-hati (was sumelang), karena hati bersinar dalam diri kita akan menuntun kita ke Sumber Sinar, sumber kebenaran.

Dalam titik inilah keyakinan tingkat tinggi terhadap hal-hal yang ghoib ( Tuhan yang Maha Kuasa, Allah SWT) muncul pada diri seorang Warga SH terate. Untuk mencapai keyakinan tingkat tinggi ini maka tidak ada cara lain kecuali berserah diri terhadap apa yang menjadi kehendak Sang Sumber Sinar. Ya,…pasrah sepasrah-pasrahnya. Pasrah disini bukan pada proses, namun berserah dalam menerima hasil atas suatu ikhtiyar.

Karena semua yang terjadi di dunia ini dan terhadap diri kita, adalah hak prerogatif Sang Sumber Sinar. Dialah yang berhak memberikan atau tidak memberikan hidayah-Nya. Tidak bisa diminta, dan tidak bisa kita tolak. Oleh karena itu kita harus memiliki keyakinan tinggi terhadap eksistensi Tuhan yang Maha Kuasa.
Apapun yang menjadi kehendakNya, itulah yang terbaik.(HUM/ANG).