KRT Tjatur Njoto Hadinegara,S.Sos, MM
PROBOLINGGO I shterate.or.id – Daya pangaribawa adalah sebuah Inner Power yang berasal dari getaran hati sanubari seseorang. Yang secara lahiriah ter- ekspresikan berupa pancaran tatapan mata, air muka, perilaku lahir dan batin.
Daya Pangaribawa atau yang lazim disebut Kawibawan, vibrasinya akan memancar, beresonansi ke sekelilingnya, bahkan daya pangaribawa yang getaran “resonansinya” kuat sekali, akan membahana memencar ke penjuru semesta alam, menembus ruang dan waktu. Sebagaimana tutur kata yang bersumber dari hatisanubari, memberikan dorongan untuk tercapainya suatu maksud dan tujuan yang diharapkan, Mampu mewujudkan apa yang diinginkan, Apa yang dipikirkan dan diucapkannya mudah menjadi kenyataan. Belum lagi kita berdoa, harapan sudah terkabul lebih dulu, Seakan Sang Penguasa Langit mengerti betul apa yang menjadi kebutuhan kita.
“Kang Sinedya Ana, Kang Cinipta Dadi, Jumbuh Kang Ginayuh dan Sembada Kang Jinangka. Gambaran ini juga menjelaskan pula, bagaimana seseorang dapat memiliki kekuatan IDU GENI (Mandi Pangucape), sabda pandita ratu, apa yang diucapkan bakal terwujud, “terang Kangmas KRT Tjatur Njoto Hadinegara,S.Sos, MM sesepuh dan pengurus SH Terate Pusat, Selasa (23/11/2021).
Getaran alam akan selaras, lanjut (Kangmas KRT Tjatur Njoto Hadinegara_red), sinergis dan harmonis dengan getaran nurani seseorang yang memilki daya pangaribawa, demikian pula sebaliknya getaran nuraninya akan selaras dengan getaran (Kodrat/Hukum) alam.
Di situlah letak kesaktian/kasudebyan seseorang, manakala menjadi mandireng pribadi, mensyiratkan bahwa aku adalah bagian dari alam semesta, dan kekuatan alam semesta adalah kekuatanku. “Nglurug Tanpa Bala, balane alam semesta, Menang Tanpa Ngasorake, memenangkan tanpa harus merendahkan martabat lawan. Bahkan jika perlu tanpa harus melalui perlawanan/pertarungan, lawan sudah takluk, atas sentuhan getaran Daya Pangaribawa yang kita miliki, ‘Salam Hati Sehat’, “tandasnya. (AG/DN/HUM).
